Senin, 29 April 2019

Artikel Perbedaan Investasi dan Tabungan

Halo Teman-teman, pada blog kali ini saya akan membahas tentang Investasi dan Tabungan. Hal yang menarik bagi saya dalam membahas materi ini adalah kegunaan yang akan bermanfaat di masa depan. Pertama kali , kita akan membahas tentang definisi Investasi dan Tabungan. Apa definisinya? Mari kita simak dibawah ini…



Investasi adalah langkah menanamkan modal dengan harapan akan mendapat manfaat lebih di masa depan. Investasi ini bertujuan untuk kepentingan jangka panjang, jadi tidak bisa digunakan untuk kepentingan mendadak. Investasi banyak macamnya, dari mulai yang high risk hingga low risk, diantaranya properti, saham, emas batangan, reksa dana dan lainnya.
Contohnya investasi properti. Meskipun memiliki risiko yang lumayan tinggi, investasi properti memiliki pertambahan nilai aset lebih cepat. Dalam jangka waktu 2 tahun saja investasi properti menjanjikan keuntungan lebih dari 20%.


Tabungan adalah proses penyimpanan sebagian dari pendapatan untuk kepentingan masa depan atau keperluan tertentu. Walaupun pada praktiknya, tabungan juga bisa menjadi aset yang akan terus bertambah jumlahnya meski lebih lambat daripada investasi (tabungan yang berbunga).

Tabungan sendiri umumnya merupakan sebuah produk dari bank tertentu. Persyaratannya pun cukup mudah, Anda cukup membuka rekening tabungan dengan setoran dana awal yang relatif kecil.

Setelah kita mengerti definisi dari Investasi dan Tabungan, selanjutnya kita akan membahas tentang macam-macam atau bentuk-bentuk Investasi. Apa sajakah itu? Berikut ini pembahasannya…

·         Investasi pada Aktiva Riil
Investasi pada Aktiva Riil yaitu investasi yang bentuk fisiknya dapat dilihat secara langsung. Contoh invenstasi ini adalah sebagai berikut:
1. Emas              
Emas sebagai uang yang sesungguhnya merupakan suatu jenis investasi yang terus berkembang. Investasi ini merupakan jenis investasi yang paling aman karena merupakan aset nyata yang dalam jangka panjang nilainya selalu naik dan jarang mengalami penurunan secara signifikan. Di pasar, emas dijual dalam dua bentuk yaitu emas batangan dan perhiasan emas. Selain dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran serta ketersediaan tambang emas, harga emas juga dipengaruhi oleh naik turunnya nilai mata uang USD.
2. Properti
Investasi properti tergolong salah satu investasi yang banyak diminati karena nilai properti yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Selain dari kenaikan nilainya, investasi ini juga sangat menguntungkan karena jika dikelola dapat memberikan pemasukan tetap per bulan atau per tahun. Properti dapat disewakan dalam bentuk dikontrakkan atau dibuat tempat kos. Kenaikan harga properti dipengaruhi oleh inflasi, lokasi serta penawaran dan permintaan. Di Indonesia, dalam hal penawaran dan permintaan saat ini masih terjadi kesenjangan yang cukup signifikan karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat.
  • Investasi pada Aktiva Finansial yaitu Investasi yang berupa surat-surat berharga. Investasi pada Aktiva Finansial dapat dikategorikan dalam Investasi di Pasar Uang dan Investasi di Pasar Modal sebagai berikut:
1. Deposito
Deposito merupakan penyimpanan dana di bank dalam jangka waktu tertentu. Layaknya tabungan di bank, deposito juga memberi imbalan berupa bunga deposito. Berdasarkan waktu pembayaran bunganya, deposito dibagi menjadi Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito. Deposito berjangka adalah deposito yang bunganya didapat saat jatuh tempo.
Deposito jenis ini merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Sedangkan Sertifikat Deposito adalah deposito yang bunganya didapat saat menyetorkan dana di awal. Sertifikat deposito adalah jenis deposito yang dapat diperjualbelikan karena nama nasabah tidak tertulis. Deposito merupakan jenis investasi yang aman namun dengan pengembalian sedikit.
2. Valuta Asing
Investasi Valuta Asing adalah investasi memperjualbelikan mata uang antara negara yang satu dengan negara yang lain. Valuta asing yang banyak dipakai dalam investasi ini biasaya merupakan valuta asing negara-negara yang memiliki peranan cukup besar dalam dunia internasional seperti USD, GBP dan EUR. Dalam investasi ini, kurs mata uang yang selalu berubah-ubah dengan cepat akibat pergerakan ekonomi yang berubah-ubah merupakan faktor utama penentu keuntungan atau kerugian.  Tingkat likuiditas, pergerakan yang cepat dan keuntungan yang tinggi membuat valuta asing menjadi investasi yang banyak diminati. Dalam melakukan investasi ini, investor perlu senantiasa aktif memantau naik turunnya nilai mata uang internasional. Investasi valuta asing termasuk investasi yang memiliki resiko tinggi namun juga pengembalian yang tinggi.
3. Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Sertifikat ini dijual kepada bank-bank di Indonesia atau broker-broker yang ditunjuk setiap hari Kamis dengan sistem lelang. Keuntungan yang didapat dari pembelian sertifikat ini adalah bunga yang berkisar antara 1 – 2 % yang dipotong pada pembelian sertifikat. Bunga dari sertifikat ini ditentukan pada saat lelang. Cara pemberian bunga ini juga disebut sebagai bunga diskonto. Contohnya, untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia senilai Rp 1 miliar dengan bunga 1% cukup membayar Rp 990 juta. Pada Saat jatuh tempo, barulah uang yang didapat senilai Rp 1 miliar. Investasi ini merupakan investasi bebas resiko dan dapat diperjualbelikan.
4. Surat Berharga
Surat berharga adalah dokumen legitimasi atas kepemilikan uang untuk perdagangan, perlindungan bagi pemberi hutang dan orang yang melakukan perjalanan, Contoh-contoh surat berharga yang termasuk dalam investasi uang adalah wesel, cek, celen dan kwitansi.
·         Investasi di Pasar Modal

1. Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan menerbitkan obligasi atau surat hutang dalam rangka mencari pinjaman modal dengan bunga yang lebih ringan daripada suku bunga kredit. Investasi ini menarik bagi para investor karena dapat menghasilkan bunga yang lebih tinggi dari bunga bank. Secara singkat, obligasi memotong rantai perjalanan uang menjadi lebih pendek sehingga keuntungan yang didapat kedua belah pihak yaitu pemberi utang atau investor dan peminjam atau perusahaan menjadi lebih tinggi. Sebelum jatuh tempo, Obligasi dapat diperjualbelikan dengan kisaran harga dari nilainya yang dipengaruhi oleh kondisi pasar.
2. Saham
Saham merupakan salah satu investasi yang tergolong high risk high return. Saham secara singkat dapat diartikan sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan yang dijual oleh perusahaan itu sendiri. Pembeli saham akan merasakan keuntungan maupun kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya, keuntungan yang didapat dari investasi saham lebih tinggi dari bunga bank. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh modal dari berbagai sumber, salah satunya adalah pinjaman bunga bank. Karena itu, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank agar dapat membayar hutangnya. Keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen pada akhir tahun kepada setiap pemegang saham sesuai besar saham yang dimilikinya. Investasi saham membutuhkan keahlian yang tinggi untuk dapat terus memprediksi iklim pasar. Selain itu, investasi ini juga harus terus menerus dipantau.
3. Reksadana
Reksadana adalah bentuk inventasi di mana dana atau modal dari sekelompok investor dikumpulkan untuk dikelola oleh seorang manajer investasi dalam bentuk portofolio efek. Investasi ini tidak sulit dan dapat dimiliki masyarakat umum karena untuk berinvestasi di reksa dana tidak perlu memiliki keahlian investasi ataupun modal yang besar. Reksadana dijual dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 100.000 sampai dengan Rp 250.00. Investasi ini memiliki resiko rendah dan likuiditas tinggi karena dapat diperjualbelikan dan dicairkan setiap hari.
Dari pembahasan tentang Investasi di atas, kita sudah memahami ada 3, yaitu Investasi pada Aktiva Riil, Aktiva pada Finansial, dan di Pasar Modal. Setelah itu, kita akan membahas tentang Macam-macam Tabungan. Apa sajakah itu? Mari simak pembahasan dibawah ini…
1.      Tabungan Konvensional
Hampir semua masyarakat Indonesia sepertinya memiliki jenis tabungan yang satu ini. Pasalnya dana yang tersimpan di tabungan konvensional bisa diambil kapan pun.
Para nasabah juga akan mendapat nomor rekening dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Seperti yang kamu ketahui, kartu ATM dapat digunakan untuk berbagai transaksi seperti tarikan tunai, transfer dana, maupun transaksi belanja.
Untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi, bank juga memiliki layanan internet banking dan mobile banking.
Kamu yang memiliki jenis tabungan ini juga akan mendapatkan bunga, yaitu berkisar antara 0,5 hingga 2 persen, tergantung dari kebijakan masing-masing bank.
Meski begitu, nasabah juga akan dikenakan biaya administrasi yang jumlahnya bakal disesuaikan dengan tipe kartu.
Tabungan konvensional juga sudah dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Jadi kamu gak perlu takut uangmu hilang saat bank tempatmu menabung bangkrut seperti yang terjadi saat krisis moneter tahun 1998.
2.      Tabungan Investasi Deposito
Kini banyak cara yang bisa dilakukan orang untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaan, salah satunya adalah dengan melakukan investasi.
Nah, tabungan investasi deposito menjadi salah satu jenis tabungan yang banyak dipilih orang. Ya, terutama buat mereka yang belum ngerti investasi tapi mau memulai berinvestasi.
Selain memiliki jangka waktu penyimpanan, menurut bi.go.id suku bunga yang ditawarkan deposito juga relatif lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
3.      Tabungan Berjangka
Tabungan berjangka juga menjadi salah satu jenis tabungan yang kini dilirik banyak orang, terutama buat mereka yang ingin membeli barang atau memerlukan dana dalam beberapa waktu ke depan.
Misalnya mau jalan-jalan ke luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Nah, mereka memilih membuka tabungan berjangka agar lebih disiplin dalam menabung.
Selain itu, kamu juga gak perlu repot-repot mentransfer dana, karena bank akan menarik dana secara otomatis dari rekening tabungan induk di tanggal yang sudah ditetapkan.
Selain itu, jenis tabungan ini juga memiliki fasilitas asuransi jiwa. Seperti salah satunya bank BCA yang memberikan asuransi jiwa sebesar:
  • <1 tahun, mendapatkan uang pertanggungan maksimal Rp 750 juta jika nasabah meninggal karena kecelakaan.
  • >1 tahun, mendapatkan uang pertanggungan maksimal Rp 750 juta jika nasabah meninggal karena sakit dan Rp 1,5 miliar jika nasabah meninggal karena kecelakaan.
Akan tetapi, salah satu syarat untuk memiliki tabungan berjangka adalah nasabah harus memiliki tabungan konvensional.
Misalnya kamu ingin buka tabungan berjangka di Bank BCA, maka kamu harus punya tabungan Tahapan, Tahapan Gold, Tapres BCA, atau Tahapan Xpresi.
4.      TabunganKu
Salah satu keunggulan produk TabunganKu adalah setoran awal rendah, yaitu sebesar Rp 20 ribu dan juga bebas biaya administrasi. Hal itulah yang membuat banyak orang membuka jenis tabungan yang satu ini. Selain itu, bi.go.id juga mengatakan kalau TabunganKu bertujuan untuk menumbuhkan budaya menabung masyarakat Indonesia dan dapat menjangkau masyarakat yang belum memiliki tabungan di bank.
Keunggulan lainnya dari TabunganKu ini adalah nasabah tetap akan mendapatkan bunga, yaitu:
  • 0,25 persen untuk saldo Rp 500 ribu-1 juta
  • 1 persen jika saldo di atas Rp 1 juta.
5.      Tabungan Anak
Menabung memang harus sudah diajarkan kepada anak sejak dini. Jenis tabungan ini bertujuan untuk mendidik anak menabung demi masa depan.
Hal itu tentu saja untuk mencegah sifat boros yang nantinya akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri, salah satunya adalah terlilit utang.
Karena itu, bank kini menyediakan tabungan khusus untuk anak dengan tampilan yang sangat menarik mulai dari buku tabungan hingga kartu ATM. Hal itu tentu aja akan membuat mereka lebih senang dan semangat untuk menabung. Salah satu produk tabungan anak adalah tabungan Junio dari Bank Rakyat Indonesia.
Dari pembahasan di atas, kita telah mengerti dan memahami macam-macam tabungan yang terkenal di Indonesia, yaitu ada tabungan konvensional, Tabungan Investasi Deposito, Tabungan Berjangka, Tabunganku, dan Tabungan Anak. Setelah kita mengerti tentang macam-macam jenis Investasi dan Tabungan, selanjutnya kita akan membandingkan perbedaan apa saja yang terdapat diantara Investasi dan Tabungan. Mari simak pembahasan berikut…
Karakteristik
Investasi
Menabung
Tujuan
Jangka panjang, dengan harapan bisa mencapai tujuan utama di masa depan
Jangka pendek, siap digunakan kapan saja
Kemudahan akses
Umumnya tidak begitu likuid, namun bergantung pada instrumen investasi yang dipilih (contoh: emas tentu lebih likuid apabila dibandingkan dengan saham atau reksadana)
Umumnya bersifat likuid sehingga bisa digunakan kapan saja
Tingkat risiko
Lebih tinggi
Umumnya rendah
Sumber keuntungan
Umumnya berupa potensi peningkatan berupa imbal hasil
Umumnya berupa bunga
Instrumen
Beragam, sebagai contohnya:
  • Properti
  • Reksadana
  • Saham
  • Emas
Beragam, sebagai contohnya:
  • Disimpan di bawah kasur
  • Tabungan di bank
  • Deposito
  • Celengan
Kapan sebaiknya dipilih
Saat Anda sudah memiliki dana darurat dan tidak membutuhkannya dalam jangka waktu di atas 5 tahun
Saat Anda belum memiliki dana darurat dan memprediksi kebutuhannya dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun
                                                                                             
Setelah kita mengetahui perbedaan Investasi dan tabungan, apa langkah selanjutnya?
Lalu, lebih menguntungkan investasi atau tabungan?
Menabung dan investasi bagus mana itu tergantung tujuan keuangan anda. Menabung dilakukan untuk berjaga-jaga dari masalah keuangan yang akan menimpa suatu saat. Anda hampir tidak memiliki risiko kehilangan dana dari menabung. Menabung lebih aman dibanding berinvestasi.
Jika tujuannya untuk meningkatkan aset, maka sudah saatnya masyarakat mengubah pola pikir ke arah investasi. Tinggalkan tabungan dan deposito yang memiliki imbal hasil kecil, cobalah reksa dana saham yang memiliki imbal hasil rata-rata 20% per tahun. Sebab tabungan dan deposito tergerus inflasi, sedangkan reksadana saham imbal hasilnya di atas inflasi.
Misalnya: seseorang memiliki uang Rp15 juta, kemudian uang tersebut disimpan di tabungan selama 5 tahun. Dengan rata-rata bunga tabungan hanya 1% per tahun, maka uang tersebut hanya bertambah Rp2,2 juta. Untuk deposito imbal hasilnya rata-rata 6% per tahun, dengan menempatkan uang Rp15 juta, seseorang menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp14 juta selama 5 tahun. Namun imbal hasil tersebut akan lebih besar lagi jika seseorang menempatkan dananya pada reksadana saham. Dengan imbal hasil rata-rata mencapai 20% per tahun, maka seseorang yang menempatkan uang Rp15 juta bisa mendapatkan tambahan keuntungan sebesar Rp61 juta.
Menabung dan Berinvestasi keduanya haruslah melengkapi
Dari ulasan perbedaan tabungan dan investasi yang perlu diketahui di atas, anda sudah bisa memilih kapan anda harus menabung atau berinvestasi. Sebaiknya keduanya tetap harus ada, karena saling melengkapi. Hanya saja komposisinya yang harus diatur, disesuaikan dengan tujuan keuangannya, usia dan  profil risiko dari masing-masing individu. Jadi pikirkan baik-baik sebelum memutuskan.
Jadi, baik menabung atau berinvestasi adalah hal yang sangat bagus, itu semua tergantung sesuai kebutuhan kita, bagaimana kita mengatur keuangan kita agar menghasilkan surplus ekonomi yang dapat menambah pendapatan kita. Maka dari itu, marilah kita melaksanakan kedua hal tersebut dengan tujuan yang benar dan tepat.
Selamat berinvestasi dan menabung…….

Referensi :



Minggu, 21 April 2019

Analisis Data Kemiskinan yang terdapat di Papua

Hallo teman-teman, pada tulisan kali ini, saya akan membahas tentang Perkembangan Kemiskinan yang terjadi di masyarakat Papua, Perubahan Garis Kemiskinan yang terjadi dan Mengukur Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan.
Sebelum kita membahas mengenai data statistik kemiskinan yang terjadi di Papua, kita harus mengerti terlebih dahulu definisi, klasifikasi, dan faktor penyebab terjadinya kemiskinan.
Pengertian Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak.
KLASIFIKASI KEMISKINAN :
Menurut Max-Neef et. al, sekurangnya ada 6 (enam) macam kemiskinan yang ditanggung komunitas, yaitu :
1.                 Kemiskinan subsistensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih mahal.
2.                 Kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk (sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah.
3.                 Kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan.
4.                 Kemiskinan partisipasi, tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas.
5.                 Kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antar kelompok sosial, terfragmentasi.
6.                 Kemiskinan kebebasan, stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat pribadi maupun komunitas.

PENYEBAB KEMISKINAN 

Beberapa faktor penyebab yang sangat mendasar terhadap terjadinya kemiskinan antara lain adalah :
1.                 Kegagalan kepemilikan, terutama tanah dan modal.
2.                 Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana.
3.                 Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.
4.                 Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung.
5.                 Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antar sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern).
6.                 Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat.
7.                 Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkungannya.
8.                 Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance).
9.                 Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan (over exploited).
10.             Keterbatasan pendapatan, modal dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk:
·        Modal sumberdaya manusia, misalnya pendidikan formal, keterampilan, dan kesehatan yang memadai.
·        Modal produksi, misalnya lahan, dan akses terhadap kredit.
·        Modal sosial, misalnya jaringan sosial dan akses terhadap kebijakan dan keputusan politik.
·        Sarana fisik, misalnya akses terhadap prasarana dasar seperti jalan, air bersih, listrik; termasuk hidup di daerah yang terpencil.
11.             Kerentanan dan ketidakmampuan menghadapi goncangan-goncangan karena:
1.                 Krisis ekonomi.
2.                 Kegagalan panen karena hama, banjir atau kekeringan.
3.                 Kehilangan pekerjaan (PHK).
4.                 Konflik sosial dan politik.
5.                 Korban kekerasan sosial dan rumah tangga.
6.                 Bencana alam (longsor, gempa bumi, perubahan iklim global).
7.                 Musibah (jatuh sakit, kebakaran, kecurian atau ternak terserang wabah penyakit).
12.             Tidak adanya suara yang mewakili dan terpuruk dalam ketidakberdayaan di dalam institusi negara dan masyarakat karena:
1.                 Tidak ada kepastian hukum.
2.                 Tidak ada perlindungan dari kejahatan.
3.                 Kesewenang-wenangan aparat.
4.                 Ancaman dan intimidasi.
5.                 Kebijakan publik yang tidak peka dan tidak mendukung upaya penanggulangan kemiskinan.
6.                 Rendahnya posisi tawar masyarakat miskin.


Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia karena penduduk miskin lebih banyak daripada penduduk kaya. Hal ini merupakan ketimpangan yang sangat kompleks. Mengapa? Karena dengan negara yang memiliki ribuan pulau dengan beragam etnis,suku,agama,bahasa, dan ras dengan berjuta jiwa masyarakatnya akan sangat sulit melakukan pemerataan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan. Hal ini dirasakan di wilayah Timur , Indonesia, khususnya Papua.

Dari data BPS, kabupaten Mimika dan kota Jayapura merupakan dua kabupaten/kota yang paling baik secara ekonomi. Ini terjadi karena tingkat pendidikan, infrastruktur kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kedua kabupaten/kota ini tertinggi. Diperkirakan, penduduk kota Jayapura rata-rata dapat mencapai umur 69 tahun. Bandingkan dengan Kabupaten Nduga, angka harapan hidup di Nduga hanya 53 tahun.
Masyarakat Kota Jayapura rata-rata per tahun mengeluarkan uang sekitar Rp 14 juta, sedangkan di Nduga hanya Rp 3,6 juta per orang per tahun. Sangat minimnya infrastruktur yang terkait pendidikan, infrastruktur yang terkait kesehatan dan infrastruktur yang terkait kesejahteraan di kabupaten Nduga.
Intervensi pemerintah melalui program seperti program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat dan Program Indonesia Sejahtera telah ada. Tiga kartu yang dibagikan kepada masyarakat miskin ini diharapkan dapat menstimulasi masyarakat Papua untuk keluar dari garis kemiskinannya.
Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan, jumlah penduduk miskin di Papua sulit turun karena banyak orang yang datang dari luar Papua. Mereka datang ke Papua dengan mudah mendapatkan kartu tanda penduduk dari pemerintah setempat. Ada KTP yang dikeluarkan tapi orangnya belum tinggal di Papua. Dan berikut ini pembahasannya..


1. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Papua

Analisis :
Berdasarkan data statistik di atas, diketahui bahwa Persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 0,31 persen poin yaitu dari 27,74 persen pada Maret 2018 menjadi 27,43 persen pada September 2018.
Selama sembilan belas tahun terakhir (1999-2018) kondisi kesejahteraan masyarakat Papua kian membaik. Tercatat persentase penduduk miskin pada periode tersebut menurun secara signifikan sebesar 27,32 persen poin, yaitu dari 54,75 persen pada Maret 1999 menjadi 27,43 pada September 2018.
Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus) Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80 persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen. Penurunan persentase penduduk miskin terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 di mana terdapat 4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan kini bergeser di atas garis kemiskinan sehingga menjadi tidak miskin.
          Dari data Bappenas, angka kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2018 mencapai 27,7 persen atau naik dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 27,6 persen. Bambang mengatakan permasalahan kemiskinan provinsi tersebut tidak hanya dapat diselesaikan dengan kebijakan pemerintah pusat. Salah satu kejadiannya adalah yang sempat terjadi di Asmat, di mana upaya pemda mengurangi kemiskinan minim. Caranya adalah dengan melakukan penguatan penguatan tiga hal yakni pendidikan, kesehatan, dan pendidikan, akan menjadi prioritas pemerintah pusat di Papua. Salah satu di antaranya adalah membuat Sekolah Menentah Atas (SMA) tinggal di asrama agar murid dapat mengakses pendidikan dengan mudah.

Dari data diatas, persentase penduduk miskin sudah mulai berkurang yang sebelumnya sempat naik, hal ini karena pemerintah provinsi Papua bekerjasama dengan segala instansi pemerintah, baik Presiden Joko Widodo dan segala menterinya mengupayakan untuk melakukan kesejahteraan yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kota saja, tetapi masyarakat desa pun bisa merasakan dampaknya.

2.    Perubahan Garis Kemiskinan


Analisis :
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Seiring dengan kenaikan harga (inflasi) yang terjadi dari tahun ke tahun, besarnya GK juga mengalami peningkatan.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2018, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 75 persen (Rp.388,844,-/kapita/bulan), dan GKBM hanya menyumbang 25 persen (Rp.129,968,-/kapita/bulan) dari total GK Provinsi Papua. Hal ini membuktikan bahwa terjadinya kesenjangan atau ketimpangan yang sangat besar antara makanan dan non makanan, sehingga diperlukannya pendistribusian secara merata agar masyarakat bisa merasakannya.


3.   Mengukur Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Analisis :
               Jika dilihat pada periode Maret 2018 – September 2018, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan Provinsi Papua mengalami penurunan. Tercatat P1 turun 0,82 poin, sementara itu P2 turun sebesar 0,46 poin. Kondisi ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Provinsi Papua dalam periode Maret 2018- September 2018 semakin mendekati dari garis kemiskinan.
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan jauh lebih tinggi daripada perkotaan. Pada bulan September 2018, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,76 sementara di daerah perdesaan mencapai 7,94. Demikian juga untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di mana nilai Indeks untuk perkotaan hanya 0,23 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,45. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan jauh lebih parah daripada daerah perkotaan karena dari semua segi (jumlah, persentase, kedalaman maupun keparahan kemiskinan) daerah perdesaan jauh lebih memprihatinkan dibanding daerah perkotaan). Hal itu menyebabkan daerah desa kekurangan segala sesuatu, karena dipusatkan pembangunannya untuk wilayah kota.
Tetapi perlahan-lahan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan tersebut sudah bisa dikurangi dengan diliat dari data di atas, indeks yang ditunjukkan mengalami penurunan yang berarti menuju perekonomian yang lebih baik.

Secara umum, Metode mengukur kemiskinan dan Sumber data yang digunakan
1.       Cakupan
          Susenas Maret mencakup 300.000 rumah tangga sementara Susenas September mencakup 75.000 rumah tangga. Level estimasi Susenas Maret sampai dengan kabupaten/kota sedangkan level estimasi Susenas September sampai dengan provinsi. Sampel dipilih secara acak dan tersebar di 34 provinsi dan 511 kabupaten/kota di Indonesia.

2.       Kerangka Sampel
          Kerangka sampel induk kegiatan Susenas adalah sekitar 180.000 blok sensus (25% populasi) yang ditarik secara PPS dengan size rumah tangga SP2010 dari master frame blok sensus. 

3.       Metode Pengumpulan Data
  • Dilakukan wawancara terhadap rumah tangga yang terpilih sebagai sampel dengan menggunakan kuesioner Konsumsi dan Pengeluaran (VSEN16.KP).  
  • Periode referensi untuk konsumsi makanan adalah seminggu sebelum pencacahan. Sementara itu, periode referensi untuk konsumsi non-makanan adalah sebulan yang lalu, setahun yang lalu maupun keduanya. 
4.       Pengolahan Data
          Pengolahan dokumen Susenas terdiri atas kegiatan receiving-batching, editing-coding, entry, kompilasi data, dan tabulasi. Kegiatan receiving-batching, editing-coding, dan entry dilakukan sepenuhnya di BPS Kabupaten/Kota. Selanjutnya, kegiatan kompilasi data dan tabulasi dilakukan di BPS provinsi dan pusat.
  
Selain itu, terdapat cara yang secara khusus, yaitu BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
   Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan, Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.  Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2018 adalah data Susenas bulan September 2018.

            Dengan demikian, dari data yang sudah dilampirkan diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah dalam mengupayakan untuk mengurangi kemiskinan khususnya di Papua sudah baik, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi kinerjanya untuk meminimumkan persentase kemiskinan di Papua, sehingga tercapainya tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasarkan Pembukaan UUD 1945.

Referensi :